MACROMEDIA FLASH 8
PENGENALAN MACROMEDIA FLASH 8
1.1 Jendela Kerja
Sebelum kita memulai menggunakan Macromedia Flash 8
sebaiknya kita mengenal dulu jendela kerja dari software ini. Area kerja dari
Macromedia Flash 8 ini terbagi menjadi beberapa bagian yakni Menubar, Toolbar,
Timeline, Stage, dan Panel.
Menubar
Berisi
kumpulan menu yang berupa perintah-perintah operasi dalam Macromedia Flash
diantaranya File, Edit, View, Insert, Modify, Text, Commands, Control, Window
dan Help.
Toolbar
Berisi
kumpulan Tool yang memiliki fungsi dan kegunaan tertentu untuk melakukan
design, editing maupun pengaturan gambar dan objek.
Timeline
Berupa
panel yang digunakan untuk pengaturan Layer, Timing objek dan pengaturan
lamanya durasi dari movie yang dibuat.
Stage
Halaman
Kerja yang digunakan untuk menempatkan berbagai macam objek yang akan
ditampilkan.
Panel
Panel
pada sisi kanan jendela Macromedia Flash terdiri dari Component Panel yang
berisi kumpulan komponen flash untuk membuat animasi lebih interaktif, Color
Mixer Panel untuk pengaturan warna dari gambar atau objek, dan Library Panel
yang menyimpan objek-objek seperti movie clip, grafik, button, sound, video dan
lain-lain.
Panel
di bagian bawah jendela Macromedia Flash terdiri dari Panel Action untuk memberikan
perintah Action Script pada Frame ataupun Objek, dan Panel Properties yang
berisi pengaturan dokumen, objek, tools dan lain sebagainya.
1.2 Toolbox
Tools
|
Fungsi
|
Selection Tool(V)
|
untuk memilih atau menyeleksi
suatu objek.
|
Sub Selection Tool(A)
|
untuk menyeleksi objek lebih
detail dari Selection Tool.
|
Free Transform Tool(Q)
|
untuk mentransformasikan objek
yang terseleksi
|
Gradient Transform Tool(F)
|
untuk mentransformasikan gradient
fill objek yang terseleksi
|
Line Tool(N)
|
untuk membuat objek berupa garis
|
Lasso Tool(L)
|
untuk menyeleksi objek dengan
menggambar sebuah garis seleksi
|
Pen Tool(P)
|
untuk menggambar garis dengan
bantuan titik bantu seperti dalam pembuatan garis, kurva atau gambar.
|
Text Tool(T)
|
untuk membuat objek teks
|
Oval Tool(O)
|
untuk membuat objek berbentuk
bulat atau oval
|
Rectangle Tool(R)
|
untuk membuat objek berbentuk
persegi panjang
|
Pencil Tool(Y)
|
untuk membuat garis
|
Brush Tool(B)
|
untuk membuat bentuk garis-garis
dan bentuk bebas
|
Ink Bottle Tool(S)
|
untuk mengubah warna garis, lebar
garis dan style garis atau garis luar sebuah bentuk
|
Paint Bucket Tool(K)
|
untuk mengisi area – area kosong
atau digunakan untuk mengubah warna area sebuah objek yang telah diwarnai.
Paint dapat digunakan untuk mewarnai warna solid, pengisian warna gradasi dan
pengisian bitmap
|
Eyedropper Tool(I)
|
untuk mengambil sample sebuah
warna dari gambar atau objek
|
Eraser Tool(E)
|
untuk menghapus objek
|
Hand Tool(H)
|
untuk menggeser tampilan stage
tanpa mengubah pembesaran
|
Zoom Tool(M,Z)
|
untuk memperbesar atau memperkecil
tampilan stage
|
Stroke Color
|
digunakan untuk memilih atau
memberi warna pada suatu garis
|
Fill Color
|
untuk memilih atau memberi warna
pada suatu objek
|
Black and White, No Color, Swap Color
|
Black And White digunakan hanya
untuk warna hitam putih, No color digunakan untuk menghilangkan warna fill
atau stroke suatu objek, Swap Color digun
|
1.3 Elemen – elemen dasar Animasi
Dalam pembuatan animasi ada beberapa
elemen penting yang harus diketahui sebagai dasar yaitu Frame, Keyframe, Blank
Keyframe, Layer, Simbol dan Library.
Frame
Frame
merupakan tempat dari objek yang kita buat berada, isi dari frame akan selalu
sama dengan keyframe Sebelumnya. Untuk menambahkan frame dapat dilakukan dengan
klik kanan dan Pilih Insert Frame.
Keyframe
Keyframe merupakan frame dimana kita bisa meletakkan objek,
keyframe digunakan untuk menempatkan perubahan gambar atau objek dark animasi.
Untuk menambahkan keyframe dapat dilakukan dengan klik kanan dan pilih Insert
Keyframe.
Blank Keyframe
Frame yang kosong. Dilambangkan dengan bulatan putih. Dan
apabila blank keyframe ini berisi objek maka frame ini akan berubah menjadi
keyframe. Untuk menambahkan Blank keyframe dapat dilakukan dengan klik kanan
dan pilih Insert Blank Keyframe.
Layer
Layer pada Flash dianalogikan sebagai sebuah media gambar
yang transparan. Kita dapat menghasilkan komposisi gambar dengan menumpuk
beberapa gambar yang dibuat pada media transparan. Gambar pada lapisan bawah
akan tertutup oleh gambar pada lapisan atasnya, akan tetapi gambar pada lapisan
bawah dapat terlihat di bagian yang kosong dari lapisan atasnya.
Kegunaan
dari layer :
a.
Membuat animasi lebih dari Satu
b.
Untuk mengkoordinir elemen-elemen dalam suatu movie
c.
Agar tidak terjadi pengirisan objek antara yang satu dengan objek yang lain.
d.
Agar dapat lebih cepat menemukan objek, dan lain-lain.
Untuk
menambahkan layer dapat menggunakan beberapa cara yaitu dengan menggunakan
tombol Insert Layer atau dengan klik kanan pada Layer sebelumnya dan
pilih Insert Layer
Simbol dan Library
Simbol adalah sebuah objek yang dirubah menjadi objek yang
dapat digunakan berulang kali, Simbol dapat berupa Movie Clip, Button atau
Graphic.
Movie
Clip merupakan rangkaian gambar di dalamnya (seperti film). Secara default,
objek tersebut akan dimainkan berulang-ulang, Button berfungsi sebagai tombol
yang dapat di klik, Graphic merupakan simbol yang berupa gambar.
Untuk
membuat simbol, pilih pada menu Insert > New Symbol untuk membuat simbol
baru. Kemudian tentukan behavior dari simbol.
Gambar yang sudah jadi juga dapat diubah menjadi simbol.
Pilih gambar di stage kemudian dari menu bar pilih Insert > Convert to
Symbol.
Library merupakan tempat penyimpanan dari simbol-simbol yang
telah kita buat, simbol-simbol tersebut dapat kita gunakan sewaktu-waktu dengan
mengambilnya dari dalam Library.
TUTORIAL INTERAKTIF
MACROMEDIA FLASH 8
3.1.
Elemen-elemen dasar pada Tutorial Interaktif
Macromedia Flash 8 saat ini banyak digunakan untuk pembuatan
presentasi, Tutorial Interaktif ataupun Company Profile. Kali ini kita akan
mempelajari pengaplikasian system Multimedia dengan menggunakan Macromedia
Flash 8 untuk membuat sebuah tutorial interaktif. Sebelum itu kita perlu
mengetahui beberapa elemen yang harus ada dalam sebuah tutorial interaktif.
Design Layout
Membuat sebuah Design Layout untuk Tutorial Interaktif
tidaklah mudah dan harus sesuai dengan Tutorial yang akan kita buat. Sebuah
Tutorial Interaktif sebaiknya memiliki tampilan yang menarik bagi user. Design
yang menarik akan disukai oleh para user dan juga dapat menjadi nilai lebih
dari Tutorial yang kita buat. Pemilihan design yang tepat dan sesuai dengan
tema sangat diperlukan, misalkan kita membuat sebuah Tutorial untuk anak usia
TK maka sebaiknya kita membuat design yang disukai oleh anak-anak TK.
Gunakanlah pilihan warna-warna yang cerah dan disukai oleh anak-anak serta
gunakanlah gambar-gambar kartun untuk lebih menarik perhatian dan membuat
anak-anak betah menggunakan Tutorial yang kita buat.
· Materi Tutorial
Pemilihan isi materi dalam sebuah Tutorial Interaktif disini
sangatlah penting. Materi yang kita buat harus sesuai dengan apa yang
dibutuhkan oleh user, seperti untuk Tutorial Pendidikan harus disesuaikan
dengan Kurikulum Pendidikan terkini. Penyampaian materi sebaiknya jangan
terlalu rumit agar user dapat dengan mudah memahami isi dari Tutorial.
· Menu
Menu pada sebuah Tutorial Interaktif bisa dikatakan sebagai
navigator yang akan menuntun user ke isi dari materi yang ada. Menu sebaiknya
jelas dan tidak membingungkan user, sehingga user tidak tersesat dalam Tutorial
yang kita buat. Jika dirasa perlu buatlah sebuah menu Help yang berisi
informasi mengenai Tutorial dan fungsi dari button-button menu untuk lebih
memudahkan user.
Animasi dan Pendukung lainnya
Animasi adalah nilai lebih dari sebuah Tutorial Interaktif
dengan Flash. Dengan adanya animasi maka akan mempermudah user untuk memahami
isi materi lebih jelas. Karena contoh secara visual dengan animasi akan lebih
mudah dimengerti daripada menyampaikan materi dengan teks atau tulisan saja.
Terutama jika target user adalah anak-anak usia TK yang belum bisa membaca dan
memahami tulisan. Penggunaan animasi akan sangat membantu dalam hal ini. Selain
animasi kita juga bisa menambahkan video yang berisi contoh dalam Tutorial
Interaktif, video juga merupakan elemen pelengkap yang bisa digunakan untuk
menyampaikan materi secara visual. Dan satu lagi pendukung untuk Tutorial
Interaktif yaitu sound. Pemilihan sound yang sesuai dan tepat akan menjadikan
Tutorial yang kita buat lebih menarik.
3.2. Membuat Layout (Design)
Membuat design layout dapat dilakukan dengan menggunakan
software pengolah gambar lain seperti Photoshop, CorelDraw dan sebagainya yang
kemudian dapat di ekspor ke library Macromedi Flash. Atau dapat juga langsung
dibuat di Flash dengan menggunakan Tool-tool yang ada. Di bawah ini ada
beberapa model area layout yang dapat digunakan sebagai acuan dasar pembuatan
layout sebuah Tutorial Interaktif.
Selain dari beberapa contoh acuan di atas kita juga dapat
mengkreasikan bentuk layout Tutorial Interaktif sesuai dengan kreatifitas kita.
3.3. Membuat Menu
Membuat Button
Langkah
untuk membuat button menu adalah sebagai berikut:
· Buatlah sebuah objek berbentuk persegi
dengan Rectangle Tool(R)
· Buat teks dengan Text Tool(T) di atas objek
persegi tersebut.
· Seleksi objek
persegi dan teks tersebut kemudian klik kanan > Convert to Symbol..
· Berikan nama tombol dan pilih type
Button, kemudian tekan Ok.
· Objek Button telah jadi. Untuk mengedit
objek tersebut dapat dilakukan dengan klik 2x pada objek button tersebut. Setelah
itu akan masuk ke panel Timeline khusus symbol button yang terdiri dari 4 macam
frame yaitu Up, Over, Down, Hit.
Frame Up adalah frame tampilan awal dari button sebelum
diarahkan pointer. Over adalah frame tampilan button saat mouse diarahkan di
atas button. Down adalah frame tampilan button setelah di-Klik. Dan Hit adalah
area button dapat dieksekusi.
· Klik kanan pada frame Over tersebut
lalu pilih Insert Keyframe.
· Ganti warna pada fill color lalu
pilih Paint Bucket Tool lalu klik pada objek persegi.
· Insert keyframe lagi pada frame
Down dan ganti juga fill color dan warna teks.
· Tambahkan lagi keyframe pada frame Hit
tanpa perlu merubah warna. Ukuran persegi akan menjadi area eksekusi dari
button.
· Lakukan
Test Movie(Ctrl+Enter) untuk melihat perubahan button sebelum pointer mouse
diarahkan, saat pointer mouse di atas button dan saat button di-Klik.
3.5. Membuat Tampilan Fullscreen
Biasanya kalu kita membuat sebuah .swf Movie di flash
tampilannya saat dijalankan akan sesuai dengan pengaturan ukuran dokumen pada
panel properties. Misalkan 800x600 pixels. Untuk bisa menampilkan .swf Movie
secara fullscreen ketika dibuka kita bisa menambahkan Script pada frame 1.
Scriptnya adalah sebagai berikut.
Setelah
itu lakukan Export Movie. File > Export > Export Movie…
Kemudian
bukalah file .swf hasil dari Export Movie tersebut. Movie akan tampil secara
fullscreen.
3.7. Video/Movie
Import .swf Movie
Sebelum meng-Import Movie siapkan sebuah file .swf Movie
yang akan di Import. Sebagai contoh disini kita menggunakan file .swf dengan
nama “mobil..swf”.
· Buat file flash baru (Ctrl+N).
· Buatlah sebuah objek dengan Rectangle
Tool(R)
· Convert objek tersebut menjadi Movie
Clip.
· Ubah Registration Pointnya ke pojok
kiri atas. Kemudian tekan Ok.
· Setelah itu berikan Instance Name pada
Movie Clip tersebut dengan nama “stage”.
· Tambahkan satu buah layer lagi pada
Timeline.
· Berikan Script pada frame 1 di layer
2.
“mobil..swf”
adalah nama file yang akan di load. Area adalah Instance name dari movie clip
yang akan menjadi tempat .swf Movie ditampilkan.
· Simpan file, kemudian Export Movie.
Pastikan file disimpan dalam satu folder yang sama dengan file .swf Movie yang
di load.
Import File Video
Kita dapat memasukkan file video ke dalam file flash.
Format-format video yang dapat diimport antara lain *.mpeg, *.avi, *.flv.
Berikut adalah langkah-langkah mengimport video.
· Buka file flash baru (Ctrl+N).
· Pilih menu File > Import > Import
to Library. Pilih file video yang akan diimport.
· Setelah itu akan muncul kotak dialog
import. Pastikan file video yang diimport sudah sesuai kemudian klik Next.
· Akan muncul pilihan Deployment video.
Pilih Embed video in SWF play in Timeline. Kemudian klik Next.
· Kemudian akan mucul pilihan Embedding.
Pilih symbol type Embeded Video kemudian klik Next.
· Kemudian muncul tampilan terakhir. Klik
Next.
· Setelah
itu drag Embedded video yang ada di Library ke Stage
· File video sudah berhasil diimport ke
dalam file Flash.
Kita
juga dapat menambahkan beberapa navigasi seperti Play, Stop dan Pause untuk
video tersebut.
· Ambil button pada Common Libraries.
Window > Common Libraries > Button.
· Pilih button pada Classic Button >
Playback. Button gel Right untuk Play, Button gel Stop untuk Stop dan Button
gel Pause untuk Pause.
· Atur posisi button di bawah video.
· Setelah itu pilih frame 1 lalu
tambahkan Script stop.
· Kemudian berikan Script berikut pada
tombol Play.
· Kemudian berikan Script berikut pada
tombol Stop.
· Kemudian
berikan Script berikut pada tombol Pause.
· Lakukan Test Movie(Ctrl+Enter)
3.8. Audio/Sound
Langkah-langkah
meng-Import file sound adalah sebagai berikut:
· Pilih menu File > Import > Import
to Library
· Pilih file sound yang akan diimport.
· Drag file yang sudah diimport di
Library ke stage.
· Sehingga akan tampil garis frekuensi
suara di frame 1.
· Pilih
Layer 1 lalu pada panel Property Pilih Loop agar sound diulang terus menerus.
Ket:
- Sound : Untuk memilih file suara yang sudah
diimport ke Library.
- Effect : Untuk memberikan efek pada suara.
- Repeat : Untuk perulangan suara dengan
jumlah perulangan tertentu.
- Loop : Untuk perulangan suara terus menerus.
· Lakukan
Test Movie.
3.9. Publish Project
Pada Macromedia Flash terdapat fasilitas untuk mem-publish
project Movie yang kita buat menjadi ekstensi tertentu seperti *.EXE, *.HTML,
*.MOV dsb. Disini kita akan mem-publish project Movie kita menjadi *.EXE agar
dapat dijalankan tanpa menggunakan flash player. Langkah-langkahnya sebagai
berikut.
· Pilih
menu File > Publish Setting(Ctrl+Shift+F12).
· Kemudian
pada window Publish Setting pilih Type Windows Projector(.exe).
· Setelah
itu Klik Publish. Tunggu proses Publish hingga selesai.
3.10. Membuat File Autorun
Nantinya Tutorial Interaktif yang kita buat akan dikemas
dalam bentuk CD. Setelah di atas kita membuat file *.exe selanjutnya adalah
kita membuat file autorun agar file *.exe yang telah kita buat dapat dibuka
secara otomatis ketika CD dimasukkan ke dalam CD-ROM.
· Buka
program Notepad dari All Programs > Accessories
· Ketikkan
kode perintah Autorun. Fileflash.exe adalah contoh nama dari file.
· Klik
menu File > Save As.
· Simpan
dalam folder yang sama dengan file .exe dengan nama AUTORUN.inf
· Proses
selanjutnya adalah melakukan Burning CD Interaktif yang telah kita buat. Isi di
dalam CD adalah file .exe dan file Movie pendukung lainnya serta file AUTORUN.
sumber:
http://pintarharati.blogspot.co.id/2013/09/pengenalan-macromedia-flash-8.html
#suprihatin
#23
#XI_Multimedia_01