Selasa, 07 November 2017

MATERI 

STOPMOTION 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI

stopmotion
Apa itu Stop Motion?
Stop Motion adalah sebuah teknik animasi untuk membuat manipulasi seolah-olah objek yang diam bergerak. Sebuah benda atau gambardibuat bergerak dengan cara menyatukan frame foto yang berbeda dengan menciptakan ilusi dari gerakan ketika kumpulan frame foto dimainkan dengan berkelanjutan.
Stop Motion terdiri dari dua kata yaitu STOP yang berarti berhenti dan MOTION yang berarti gerakan / bergerak. Teknik ini menggunakan  prinsip frame to frame seperti animasi 2 dimensi. Pengerjaannya sama dengan animasi pada umumnya yaitu mengatur frame per frame gambar. Namun yang membedakan disini adalah cara menghidupkannya / animatenya. Jadi dapat disimpulkan Stop Motion Animation adalah Tehnik membuat animasi / Film / movie yang dibuat seolah - olah potongan-potongan gambar menjadi saling berhubungan satu sama lain nya sehingga membentuk suatu Gerakan bahkan Cerita.

Animasi pada umumnya memiliki gerakan-gerakan yang lincah, namun jika mengerjakan menggunakan stop motion gerakan tidak akan tampak lincah karena keterbatasan gerak objek. Pada umumnya animasi awalnya bukan video namun melainkan kumpulan gambar yang berurutan sehingga akhirnya menjadi sebuah video. Begitu pun dengan stop motion yang juga terdiri dari kumpulan gambar yang berurutan. Namun kumpulan gambar yang didapatkan dalam stop motion tidak lah sehalus pengerjaan animasi dengan komputer. Gerakannya terkesan patah - patah. Karena pengambilan sebuah gambarnya memerlukan penggerakan objek secara manual.
Mengapa Stop Motion?
Stop Motion bermanfaat untuk menggambarkan teori-teori yang berkaitan dengan proses terbentuknya sesuatu. Dengan menyatukan foto-foto yang berbeda dari suatu gambar atau objek, kita bisa mendapatkan gambaran proses terjadinya sesuatu dengan animasi yang  menarik. Berkaitan dengan materi Geografi kelas 10 “Teori terjadinya jagat raya, tata surya, dan bumi serta pergerakan lempeng tektonik.”
Saya memilih stop motion untuk memudahkan siswa mendesain proses terbentuknya berbagai macam bentuk jagat raya, tata surya, dan bumi menurut pemahaman dan kreativitas mereka dengan menggunakan stop motion. Dengan visualisasi proses yang dilakukan siswa, saya berharap materi ini pun menjadi pengalaman yang tidak pernah terlupakan oleh mereka. Misalnya, jika mereka ingat teori terbentukya tata surya, mereka akan ingat objek/gambar stop motion yang akan selalu dikenang.
SEJARAH ANIMASI STOP MOTION

Animasi stop motion memiliki sejarah panjang dalam film. Objek yang dipakai pun masih sederhana, berupa boneka yang bisa digerakkan dengan tali dan tangan, atau kalau di Indonesia terkenal dengan wayang. Gambar yang berurutan, ataupun tanah liat yang mudah diubah bentuknya, seringkali dipakai juga sebagai objek dalam pembuatan animasi ini.

Awalnya teknik ini digunakan oleh Albert E Smith dan J Stuart Blackton untuk pertunjukan The Humpty Dumpty Circus pada tahun 1898. Ketika animasi mulai berkembang sekitar abad ke-18 di Amerika, J. Stuart Blackton adalah orang pertama kali yang mengenalkan teknik ini dalam filmnya berjudul : Fun in a Bakery Shop yang menggunakan clay. Film ini kemungkinan merupakan film animasi stop motion yang pertama kali muncul pada tahun 1902. Karena di sisi lain, di tahun yang sama di Eropa, seorang pionir efek spesial bernama George Melies, seorang sineas asal Perancis ternyata juga menciptakan film animasi dengan teknik yang sama, hanya saja film tersebut kurang diekspos. Film yang berjudul A Trip to the Moon ini berjalan 14 menit jika diproyeksikan pada 16 frame per detik, yang merupakan standar frame rate pada saat film dibuat.

Selanjutnya pada tahun 1906, Stuart Blackton kembali membuat film animasi pendek dengan judulHumourous Phases of Funny Faces, yang dibuat dengan menggunakan media papan tulis dan kapur tulis. Menggambarkan ekspresi wajah seorang tokoh kartun pada papan tulis, diambil gambarnya dengan still camera, kemudian dihapus untuk menggambarkan ekspresi selanjutnya. Pada saat itu, teknik stop motion semakin banyak disenangi oleh animator Amerika. Lalu teknik tersebut semakin berkembang hingga pada tahun 1925, Willis OBrien mencoba membuat film tentang dinosaurus yang terbuat dari clay (plastisin/tanah liat) dengan judul The Lost World dan disusul dengan karya klasiknya berjudul King Kongpada tahun 1933. Sejak itu, stop motion animation semakin dikenal dengan sebutan claymation. Kini semakin banyak aja karya claymation yang sukses di pasaran, seperti Wallace and Gromit (1989),Chicken Run (2000) oleh Aardman Animations, studio animasi spesialisasi stop motion yang didirikanPeter Lord dan David Sproxton tahun 1972. Film The Nightmare before Christmas (1993) oleh Tim Burton dan yang paling gres Corpse Bride (2005).

CARA KERJA ANIMASI STOP MOTION

Cara kerja stop motion yaitu mengharuskan animator mengubah adegan atau posisi atau tampilan  secara fisik, dengan memfoto satu per satu frame, mengubah   adegan atau posisi atau tampilan lagi dan memfoto satu frame lagi, dan seterusnya.

Komponen yang harus ada dalam animasi stop motion adalah Frame. Frame merupakan satuan terkecil dalam video. Dapat diumpamakan seperti kertas hvs yang didalamnya digambar 1 adegan atau 1 tampilan. Contoh dalam satu animasi terdadapat 3 frame berarti ada 3 gambar atau 3 adegan atau 3 tampilan.

FRAME

Frame adalah satuan terkecil dalam video. pada program flash, frame diumpamakan seperti kertas hvs yang telah digambar, dan contoh apabila framenya kita perpanjang sebanyak 5 frame, maka diumpamakan seperti 5 kertas hvs dengan gambar yang sama.apabila kita merubah gambar salah satu frame, maka frame yang lain akan mengikuti perubahan gambar tersebut. karena frame tidak dapat berdiri sendiri.

Penggunaan frame dalam animasi stop motion sebagai bingkai atau rangka yang berisi benda atau gambar yang diam sehingga frame satu dengan frame lainnya saling mendukung agar terjadi pergerakan dan tampak hidup. 

CONTOH PENGGUNAAN STOP MOTION

Salah satu contoh karya animasi stop motion menggunakan bahan clay yang spektakuler adalah Shaun The Sheep. Banyak yang menyukai animasi ini mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Ide cerita yang menarik serta karakter-karakter tokoh yang lucu sepertinya selalu membuat pemirsa merasa terhibur dan tertawa. Di sini saya tidak akan membahas tentang ide cerita dari Film Animasi 3 Dimensi Shaun The Sheep tetapi saya akan mencoba mengajak Anda untuk sedikit mengetahui bagaimana sulit dan rumitnya proses pembuatan animasi Stop Motion 3D Shaun The Sheep tersebut. Berikut photo-photo tahap pembuatan animasi shaun the sheep.

PERKEMBANGAN ANIMASI STOP MOTION

Dalam perkembangannya, stop motion animation sering disebut juga claymation, karena animasi ini sering menggunakan clay (plastisin/tanah liat) sebagai objek yang digerakkan. Berdasarkan teknik penggarapannya, selain limited animation, dan teknik yang paling baru adalah CGI atau Computer Generated Imagery, penggarapan animasi dengan teknik stop motion sebenarnya tergolong paling kuno dan sangat sederhana sekali. Tidak diperlukan satu keahlian khusus dalam membuatnya, yang paling dibutuhkan dalam pengerjaannya teliti dan telaten. Animasi ini bukan animasi yang bisa dibuat dalam waktu singkat. Namun, semua orang bisa mencobanya. Peralatan yang dibutuhkan hanyalah kamera foto atau kamera video tipe apa pun, tripod atau apapun yang dapat menyanga kamera tepat pada tempatnya, dan yang paling penting adalah objeknya. Sederhana, bukan? Cukup dengan menggunakan tangan sendiri, kita pindahkan posisi objek berupa boneka, model, atau gambar secara perlahan-lahan. Dan setiap pergerakan itu direkam dengan kamera foto ataupun kamera video. Nah, ketika hasil rekaman itu kita susun berurutan, maka yang tercipta adalah kesan seolah-olah objek bergerak dan hidup. 

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI 

Diera teknologi saat ini banyak sekali software-software komputer yang mensuport pembuatan animasi seperti : Diretor, Adobe Image ready, Flash, Autodesk 3d studio max, ulead Cool 3D studio, Autodesk Maya, Windows movie maker dan lain-lain. Pada pembelajaran animasi stop motion akan difokuskan membuat animasi secara sederhana terlebih dahulu, yaitu dengan menentukan dan membuat objek gambar, mengambil gambar dengan kamera digital, mengedit gambar dengan software yang mendukung, memproses gambar dengan windows movie maker, dan menampilkan/menayangkan film animasi sederhana.
 
SUMBER: http://yanah2912.blogspot.co.id/2014/10/stop-motion.html

#suprihatin
#23
#XI_MULTIMEDIA_01
MACROMEDIA FLASH 8
PENGENALAN MACROMEDIA FLASH 8

  1.1 Jendela Kerja
Sebelum kita memulai menggunakan Macromedia Flash 8 sebaiknya kita mengenal dulu jendela kerja dari software ini. Area kerja dari Macromedia Flash 8 ini terbagi menjadi beberapa bagian yakni Menubar, Toolbar, Timeline, Stage, dan Panel.
  Menubar
Berisi kumpulan menu yang berupa perintah-perintah operasi dalam Macromedia Flash diantaranya File, Edit, View, Insert, Modify, Text, Commands, Control, Window dan Help.
  Toolbar
Berisi kumpulan Tool yang memiliki fungsi dan kegunaan tertentu untuk melakukan design, editing maupun pengaturan gambar dan objek.
  Timeline
Berupa panel yang digunakan untuk pengaturan Layer, Timing objek dan pengaturan lamanya durasi dari movie yang dibuat.
  Stage
Halaman Kerja yang digunakan untuk menempatkan berbagai macam objek yang akan ditampilkan.
   Panel
Panel pada sisi kanan jendela Macromedia Flash terdiri dari Component Panel yang berisi kumpulan komponen flash untuk membuat animasi lebih interaktif, Color Mixer Panel untuk pengaturan warna dari gambar atau objek, dan Library Panel yang menyimpan objek-objek seperti movie clip, grafik, button, sound, video dan lain-lain.
Panel di bagian bawah jendela Macromedia Flash terdiri dari Panel Action untuk memberikan perintah Action Script pada Frame ataupun Objek, dan Panel Properties yang berisi pengaturan dokumen, objek, tools dan lain sebagainya.
  
1.2 Toolbox
 Tools
Fungsi
    Selection Tool(V)
untuk memilih atau menyeleksi suatu objek.
   Sub Selection Tool(A)
untuk menyeleksi objek lebih detail dari Selection Tool.
    Free Transform Tool(Q)
untuk mentransformasikan objek yang terseleksi
   Gradient Transform Tool(F)
untuk mentransformasikan gradient fill objek yang terseleksi
    Line Tool(N)
untuk membuat objek berupa garis
    Lasso Tool(L)
untuk menyeleksi objek dengan menggambar sebuah garis seleksi
   Pen Tool(P)
untuk menggambar garis dengan bantuan titik bantu seperti dalam pembuatan garis, kurva atau gambar.
    Text Tool(T)
untuk membuat objek teks
   Oval Tool(O) 
untuk membuat objek berbentuk bulat atau oval
  Rectangle Tool(R) 
untuk membuat objek berbentuk persegi panjang
   Pencil Tool(Y) 
untuk membuat garis
   Brush Tool(B) 
untuk membuat bentuk garis-garis dan bentuk bebas
    Ink Bottle Tool(S) 
untuk mengubah warna garis, lebar garis dan style garis atau garis luar sebuah bentuk
   Paint Bucket Tool(K) 
untuk mengisi area – area kosong atau digunakan untuk mengubah warna area sebuah objek yang telah diwarnai. Paint dapat digunakan untuk mewarnai warna solid, pengisian warna gradasi dan pengisian bitmap
   Eyedropper Tool(I) 
untuk mengambil sample sebuah warna dari gambar atau objek
    Eraser Tool(E) 
untuk menghapus objek
    Hand Tool(H) 
untuk menggeser tampilan stage tanpa mengubah pembesaran
   Zoom Tool(M,Z) 
untuk memperbesar atau memperkecil tampilan stage
  Stroke Color 
digunakan untuk memilih atau memberi warna pada suatu garis
  Fill Color 
untuk memilih atau memberi warna pada suatu objek
  Black and White, No Color, Swap Color 
Black And White digunakan hanya untuk warna hitam putih, No color digunakan untuk menghilangkan warna fill atau stroke suatu objek, Swap Color digun

1.3 Elemen – elemen dasar Animasi
Dalam pembuatan animasi ada beberapa elemen penting yang harus diketahui sebagai dasar yaitu Frame, Keyframe, Blank Keyframe, Layer, Simbol dan Library.
  Frame
Frame merupakan tempat dari objek yang kita buat berada, isi dari frame akan selalu sama dengan keyframe Sebelumnya. Untuk menambahkan frame dapat dilakukan dengan klik kanan dan Pilih Insert Frame.
  Keyframe
Keyframe merupakan frame dimana kita bisa meletakkan objek, keyframe digunakan untuk menempatkan perubahan gambar atau objek dark animasi. Untuk menambahkan keyframe dapat dilakukan dengan klik kanan dan pilih Insert Keyframe.
  Blank Keyframe
Frame yang kosong. Dilambangkan dengan bulatan putih. Dan apabila blank keyframe ini berisi objek maka frame ini akan berubah menjadi keyframe. Untuk menambahkan Blank keyframe dapat dilakukan dengan klik kanan dan pilih Insert Blank Keyframe.
  Layer
Layer pada Flash dianalogikan sebagai sebuah media gambar yang transparan. Kita dapat menghasilkan komposisi gambar dengan menumpuk beberapa gambar yang dibuat pada media transparan. Gambar pada lapisan bawah akan tertutup oleh gambar pada lapisan atasnya, akan tetapi gambar pada lapisan bawah dapat terlihat di bagian yang kosong dari lapisan atasnya.
Kegunaan dari layer :
a. Membuat animasi lebih dari Satu
b. Untuk mengkoordinir elemen-elemen dalam suatu movie
c. Agar tidak terjadi pengirisan objek antara yang satu dengan objek yang lain.
d. Agar dapat lebih cepat menemukan objek, dan lain-lain.
Untuk menambahkan layer dapat menggunakan beberapa cara yaitu dengan menggunakan tombol  Insert Layer atau dengan klik kanan pada Layer sebelumnya dan pilih Insert Layer
  Simbol dan Library
Simbol adalah sebuah objek yang dirubah menjadi objek yang dapat digunakan berulang kali, Simbol dapat berupa Movie Clip, Button atau Graphic.
Movie Clip merupakan rangkaian gambar di dalamnya (seperti film). Secara default, objek tersebut akan dimainkan berulang-ulang, Button berfungsi sebagai tombol yang dapat di klik, Graphic merupakan simbol yang berupa gambar.
Untuk membuat simbol, pilih pada menu Insert > New Symbol untuk membuat simbol baru. Kemudian tentukan behavior dari simbol.
Gambar yang sudah jadi juga dapat diubah menjadi simbol. Pilih gambar di stage kemudian dari menu bar pilih Insert > Convert to Symbol.
Library merupakan tempat penyimpanan dari simbol-simbol yang telah kita buat, simbol-simbol tersebut dapat kita gunakan sewaktu-waktu dengan mengambilnya dari dalam Library.


TUTORIAL INTERAKTIF
MACROMEDIA FLASH 8

3.1. Elemen-elemen dasar pada Tutorial Interaktif
Macromedia Flash 8 saat ini banyak digunakan untuk pembuatan presentasi, Tutorial Interaktif ataupun Company Profile. Kali ini kita akan mempelajari pengaplikasian system Multimedia dengan menggunakan Macromedia Flash 8 untuk membuat sebuah tutorial interaktif. Sebelum itu kita perlu mengetahui beberapa elemen yang harus ada dalam sebuah tutorial interaktif.

  Design Layout
Membuat sebuah Design Layout untuk Tutorial Interaktif tidaklah mudah dan harus sesuai dengan Tutorial yang akan kita buat. Sebuah Tutorial Interaktif sebaiknya memiliki tampilan yang menarik bagi user. Design yang menarik akan disukai oleh para user dan juga dapat menjadi nilai lebih dari Tutorial yang kita buat. Pemilihan design yang tepat dan sesuai dengan tema sangat diperlukan, misalkan kita membuat sebuah Tutorial untuk anak usia TK maka sebaiknya kita membuat design yang disukai oleh anak-anak TK. Gunakanlah pilihan warna-warna yang cerah dan disukai oleh anak-anak serta gunakanlah gambar-gambar kartun untuk lebih menarik perhatian dan membuat anak-anak betah menggunakan Tutorial yang kita buat.
·       Materi Tutorial
Pemilihan isi materi dalam sebuah Tutorial Interaktif disini sangatlah penting. Materi yang kita buat harus sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh user, seperti untuk Tutorial Pendidikan harus disesuaikan dengan Kurikulum Pendidikan terkini. Penyampaian materi sebaiknya jangan terlalu rumit agar user dapat dengan mudah memahami isi dari Tutorial. 
·       Menu
Menu pada sebuah Tutorial Interaktif bisa dikatakan sebagai navigator yang akan menuntun user ke isi dari materi yang ada. Menu sebaiknya jelas dan tidak membingungkan user, sehingga user tidak tersesat dalam Tutorial yang kita buat. Jika dirasa perlu buatlah sebuah menu Help yang berisi informasi mengenai Tutorial dan fungsi dari button-button menu untuk lebih memudahkan user.

  Animasi dan Pendukung lainnya
Animasi adalah nilai lebih dari sebuah Tutorial Interaktif dengan Flash. Dengan adanya animasi maka akan mempermudah user untuk memahami isi materi lebih jelas. Karena contoh secara visual dengan animasi akan lebih mudah dimengerti daripada menyampaikan materi dengan teks atau tulisan saja. Terutama jika target user adalah anak-anak usia TK yang belum bisa membaca dan memahami tulisan. Penggunaan animasi akan sangat membantu dalam hal ini. Selain animasi kita juga bisa menambahkan video yang berisi contoh dalam Tutorial Interaktif, video juga merupakan elemen pelengkap yang bisa digunakan untuk menyampaikan materi secara visual. Dan satu lagi pendukung untuk Tutorial Interaktif yaitu sound. Pemilihan sound yang sesuai dan tepat akan menjadikan Tutorial yang kita buat lebih menarik.

  3.2. Membuat Layout (Design)
Membuat design layout dapat dilakukan dengan menggunakan software pengolah gambar lain seperti Photoshop, CorelDraw dan sebagainya yang kemudian dapat di ekspor ke library Macromedi Flash. Atau dapat juga langsung dibuat di Flash dengan menggunakan Tool-tool yang ada. Di bawah ini ada beberapa model area layout yang dapat digunakan sebagai acuan dasar pembuatan layout sebuah Tutorial Interaktif.
Selain dari beberapa contoh acuan di atas kita juga dapat mengkreasikan bentuk layout Tutorial Interaktif sesuai dengan kreatifitas kita.

  3.3. Membuat Menu
  Membuat Button
Langkah untuk membuat button menu adalah sebagai berikut:
 · Buatlah sebuah objek berbentuk persegi dengan Rectangle Tool(R)
 · Buat teks dengan Text Tool(T) di atas objek persegi tersebut.
       · Seleksi objek persegi dan teks tersebut kemudian klik kanan > Convert to Symbol..
 · Berikan nama tombol dan pilih type Button, kemudian tekan Ok.
 · Objek Button telah jadi. Untuk mengedit objek tersebut dapat dilakukan dengan klik 2x pada objek button tersebut. Setelah itu akan masuk ke panel Timeline khusus symbol button yang terdiri dari 4 macam frame yaitu Up, Over, Down, Hit.
Frame Up adalah frame tampilan awal dari button sebelum diarahkan pointer. Over adalah frame tampilan button saat mouse diarahkan di atas button. Down adalah frame tampilan button setelah di-Klik. Dan Hit adalah area button dapat dieksekusi.
 · Klik kanan pada frame Over tersebut lalu pilih Insert Keyframe.
 ·  Ganti warna pada fill color lalu pilih Paint Bucket Tool lalu klik pada objek persegi.
 ·  Insert keyframe lagi pada frame Down dan ganti juga fill color dan warna teks.
 · Tambahkan lagi keyframe pada frame Hit tanpa perlu merubah warna. Ukuran persegi akan menjadi area eksekusi dari button.
       ·  Lakukan Test Movie(Ctrl+Enter) untuk melihat perubahan button sebelum pointer mouse diarahkan, saat pointer mouse di atas button dan saat button di-Klik.

   3.5. Membuat Tampilan Fullscreen
Biasanya kalu kita membuat sebuah .swf Movie di flash tampilannya saat dijalankan akan sesuai dengan pengaturan ukuran dokumen pada panel properties. Misalkan 800x600 pixels. Untuk bisa menampilkan .swf Movie secara fullscreen ketika dibuka kita bisa menambahkan Script pada frame 1. Scriptnya adalah sebagai berikut.
Setelah itu lakukan Export Movie. File > Export > Export Movie…
Kemudian bukalah file .swf hasil dari Export Movie tersebut. Movie akan tampil secara fullscreen.

  3.7. Video/Movie
  Import .swf Movie
Sebelum meng-Import Movie siapkan sebuah file .swf Movie yang akan di Import. Sebagai contoh disini kita menggunakan file .swf dengan nama “mobil..swf”.
 · Buat file flash baru (Ctrl+N).
 · Buatlah sebuah objek dengan Rectangle Tool(R)
 · Convert objek tersebut menjadi Movie Clip.
 · Ubah Registration Pointnya ke pojok kiri atas. Kemudian tekan Ok.
 · Setelah itu berikan Instance Name pada Movie Clip tersebut dengan nama “stage”. 
 · Tambahkan satu buah layer lagi pada Timeline.
 ·  Berikan Script pada frame 1 di layer 2.
“mobil..swf” adalah nama file yang akan di load. Area adalah Instance name dari movie clip yang akan menjadi tempat .swf Movie ditampilkan.
 · Simpan file, kemudian Export Movie. Pastikan file disimpan dalam satu folder yang sama dengan file .swf Movie yang di load.
  Import File Video
Kita dapat memasukkan file video ke dalam file flash. Format-format video yang dapat diimport antara lain *.mpeg, *.avi, *.flv. Berikut adalah langkah-langkah mengimport video.
 · Buka file flash baru (Ctrl+N).
 · Pilih menu File > Import > Import to Library. Pilih file video yang akan diimport.
 · Setelah itu akan muncul kotak dialog import. Pastikan file video yang diimport sudah sesuai kemudian klik Next.
 · Akan muncul pilihan Deployment video. Pilih Embed video in SWF play in Timeline. Kemudian klik Next.
 · Kemudian akan mucul pilihan Embedding. Pilih symbol type Embeded Video kemudian klik Next.
 · Kemudian muncul tampilan terakhir. Klik Next.
       · Setelah itu drag Embedded video yang ada di Library ke Stage
 · File video sudah berhasil diimport ke dalam file Flash.
Kita juga dapat menambahkan beberapa navigasi seperti Play, Stop dan Pause untuk video tersebut.
 · Ambil button pada Common Libraries. Window > Common Libraries > Button.
 · Pilih button pada Classic Button > Playback. Button gel Right untuk Play, Button gel Stop untuk Stop dan Button gel Pause untuk Pause.
 · Atur posisi button di bawah video.
 · Setelah itu pilih frame 1 lalu tambahkan Script stop.
 · Kemudian berikan Script berikut pada tombol Play.
 · Kemudian berikan Script berikut pada tombol Stop.
       · Kemudian berikan Script berikut pada tombol Pause.
 · Lakukan Test Movie(Ctrl+Enter)

   3.8. Audio/Sound
Langkah-langkah meng-Import file sound adalah sebagai berikut:
 · Pilih menu File > Import > Import to Library
 · Pilih file sound yang akan diimport.
 · Drag file yang sudah diimport di Library ke stage.
 · Sehingga akan tampil garis frekuensi suara di frame 1.
·         Pilih Layer 1 lalu pada panel Property Pilih Loop agar sound diulang terus menerus.
Ket:
 - Sound : Untuk memilih file suara yang sudah diimport ke Library.
 - Effect : Untuk memberikan efek pada suara.
 - Repeat : Untuk perulangan suara dengan jumlah perulangan tertentu.
 - Loop : Untuk perulangan suara terus menerus.
 ·         Lakukan Test Movie.

  3.9. Publish Project
Pada Macromedia Flash terdapat fasilitas untuk mem-publish project Movie yang kita buat menjadi ekstensi tertentu seperti *.EXE, *.HTML, *.MOV dsb. Disini kita akan mem-publish project Movie kita menjadi *.EXE agar dapat dijalankan tanpa menggunakan flash player. Langkah-langkahnya sebagai berikut.
 ·         Pilih menu File > Publish Setting(Ctrl+Shift+F12).
 ·         Kemudian pada window Publish Setting pilih Type Windows Projector(.exe).
 ·         Setelah itu Klik Publish. Tunggu proses Publish hingga selesai.
  3.10. Membuat File Autorun
Nantinya Tutorial Interaktif yang kita buat akan dikemas dalam bentuk CD. Setelah di atas kita membuat file *.exe selanjutnya adalah kita membuat file autorun agar file *.exe yang telah kita buat dapat dibuka secara otomatis ketika CD dimasukkan ke dalam CD-ROM.
 ·         Buka program Notepad dari All Programs > Accessories
       ·         Ketikkan kode perintah Autorun. Fileflash.exe adalah contoh nama dari file.
 ·         Klik menu File > Save As.
 ·         Simpan dalam folder yang sama dengan file .exe dengan nama AUTORUN.inf
 ·         Proses selanjutnya adalah melakukan Burning CD Interaktif yang telah kita buat. Isi di dalam CD adalah file .exe dan file Movie pendukung lainnya serta file AUTORUN.



sumber: 
http://pintarharati.blogspot.co.id/2013/09/pengenalan-macromedia-flash-8.html

#suprihatin
#23
#XI_Multimedia_01

Presentasi Adobe Audition

Adobe Audition Nama kelompok : 1. Endang puji A                               2. Erni Widhiastuti                               3...